Belajar bicara adalah proses yang panjang dan rumit.
Sebagaian besar anak belum mengucapkan sepatah katapun sebelum mereka berumur
12-15 bulan. Komunikasi mereka dalam bentuk persiapan bicara. Selama tahun
ppertama dan tengah tahun kedua, anak menggunakan beberapa bentuk komunikasi
pra-bicara yakni:
§
tangisan, merupakan salah satu cara
pertama yang dilakukan bayi untuk berkomunikasi. Tangisan ini memberitahukan
kebutuhannya pada seseorang untuk menghilangkan rasa lapar, pedih, lelah, dan
keadaan tubuh yang tidak menyenangkan lainnya:
Variasi tangisan: banyak sedikitnya tangisan bayi
bebeda-beda menurut cepat dan memadainya pemenuhan kebutuhan dan keingginan
mereka, juga bervariasi menurut saat harinya. Reaksi tangisan terhadap tangisan
mempengaruhi jumlah tangis bayi.
Menurunnya tangisan, dua minggu pertama kehidupan tangisan
terjadi dalam jarak yang tidak tetap. Pada minggu ketiga tangis bayi mulai
berkurang, dan waktu bayi berumur 3-4 bulan tangis dan bangun malam menurun.
Bayi yang sehat dan normal menurun tangisnya pada umur 6 bulan karena
keingginan dan kebutuhan cepat terpenuhi.
§
Ocehan dan celoteh, selama
bulan-bulan kehidupan awal bayi banyak mengeluarkan suara seperti merengek
karena jijik atau sakit, menjerit karena sengan, menguap, bersin, mengeluh,
batuk, menggeram, dan menangis.
Ocehan: bunyi eksplosif awal disebabkan oleh perubahan
gerakan mekanisme suara. Hal ini tidak dipelajari dan umum
ditemukan, juga dikalangan orang tuli. Ocehan sebagai kegiatn yang menyenangkan
bsgi bayi dan akan berkembang menjadi kata-kata.
Celoteh:
bunyi yang dikeluarkan bayi sebagai bentuk senam suara yang timbuk secara
sepontan tetapi tidak ada arti atau asosiasi yang sesungguhnya bagi bayi. Cepat
lambatnya bayi meninggalkan celoteh dipengaruhi banyaknya dorongan latihan
berbicara oleh orang tuanya. Celoteh mengandung nilai sangat panjang karena
berceloteh adalah praktek verbal yang meletakkan dasar bagi perkembangan
gerakan terlatih yang dikehendaki dalam berbicara.
ya..nangis berarti termasuk komunikasi?
BalasHapus